Bagaimana Cara Kerja Baterai HP ??
Baterai lithium-ion
lazim digunakan dalam berbagai perangkat elektronik seperti ponsel, MP3 player,
laptop, dll. Baterai ini bisa diisi ulang dan memiliki kepadatan energi yang
tinggi dibandingkan jenis baterai lain disamping bobotnya yang lebih ringan. Baterai
lithium-ion memiliki kemampuan penyimpanan energi tinggi per satuan volume.
Energi yang tersimpan merupakan jenis energi elektrokimia. Energi elektrokimia
merupakan jenis energi listrik yang berasal dari reaksi kimia yang dalam hal
ini terjadi di dalam baterai.
Cara Kerja Sel Elektrokimia
Agar bisa berfungsi, setiap sel
elektrokimia harus memiliki dua elemen penting yaitu elektroda dan elektrolit. Elektroda
terdiri dari dua jenis yaitu anoda dan katoda yang menghantarkan energi listrik
(ion). Anoda dihubungkan ke terminal negatif baterai sementara katoda
dihubungkan ke terminal positif baterai. Elektroda terendam dalam elektrolit
yang bertindak sebagai medium cair untuk pergerakan ion.Elektrolit juga
bertindak sebagai buffer dan berfungsi membantu reaksi elektrokimia dalam
baterai. Pergerakan elektron dalam elektrolit dan di antara elektroda akan
menghasilkan arus listrik.
Cara Kerja Baterai Lithium-Ion
Anoda dan katoda baterai lithium-ion
terbuat dari karbon dan oksida lithium. Sedangkan elektrolit terbuat dari garam
lithium yang dilarutkan dalam pelarut organik. Bahan pembuat anoda sebagian
besar merupakan grafit sedangkan katoda terbuat dari salah satu bahan berikut:
lithium kobalt oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat (LiFePO4), atau lithium
oksida mangan (LiMn2O4).
Elektrolit yang umum digunakan adalah
garam lithium seperti lithium hexafluorophosphate (LiPF6), lithium
tetrafluoroborate (LiBF4), dan lithium perklorat (LiClO4) yang dilarutkan dalam
pelarut organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat.
Elektrolit yang digunakan bersifat tidak larut dalam air karena lithium (logam
alkali yang sangat reaktif) bereaksi dengan air membentuk hidroksida lithium
dan gas hidrogen yang tidak diinginkan.
Selama pengisian (charging), ion
lithium dari katoda berpindah ke anoda dan menetap di lapisan anoda. Pada
proses ini, ion lithium mengalir melalui elektrolit. Selama proses pemakaian,
ion lithium bergerak kembali ke katoda dari anoda. Setelah baterai dipakai,
elektron mengalir berlawanan dengan arah ion lithium di sirkuit luar. Karena
terjadinya pergerakan elektron, maka arus listrik bisa dihasilkan.
Sirkuit Baterai Lithium-ion
Berikut akan diulas perihal berbagai
sirkuit yang terdapat dalam baterai:
1.
Controller IC (Integrated Circuit):
Sirkuit ini memonitor tingkat tegangan dan arus dalam baterai.
2.
Control Switches: Switch (saklar)
ini terbuat dari transistor efek medan, yang memutus atau menghentikan proses
pengisian dan pemakaian, setelah menerima sinyal kontrol langsung dari
Controller IC.
3.
Fuse: Ketika suhu control switch
naik di atas tingkat tertentu, fuse (sekering) memotong aliran arus. Hal ini
membantu menghemat energi baterai.
4.
Thermistor: Aliran arus di baterai
dikendalikan oleh thermistor yang bekerja berdasarkan besar hambatan arus.
5. Positive
Temperature Coefficient (PTC) switch: Alih-alih menggunakan
thermistor, jenis saklar ini juga digunakan dalam beberapa jenis baterai
lithium-ion untuk mencegah overheating.
Pada lithium-ion, kapasitas baterai
akan tergantung pada luas permukaan elektroda yang digunakan. Kelebihan baterai
lithium-ion juga terletak pada jumlah siklus pengisian dan pemakaian yang lebih
banyak serta laju pengisian lebih cepat dibandingkan jenis baterai lain
oke gan, amaksih banyak sudah share
BalasHapusalat pemisah lcd