Fenomena Cincin Newton
Fenomena cincin Newton merupakan pola interferensi yang disebabkan oleh
pemantulan cahaya di antara dua permukaan, yaitu permukaan lengkung (lensa
cembung) dan permukaan datar yang berdekatan, Gambar 1 (a). Selaput tipis udara
di antara permukaan-permukaan kaca yang berubah ketebalannya, dari nol di titik
kontak hingga suatu nilai t di titik P. Jika jari-jari kelengkungan lensanya R,
lebih besar daripadajarak r, dan jika sistemnya dilhat dari atas, maka sebuah
pola cahaya dan cincin gelap serta cincin terang akan teramati, sepert yang
ditunjukkan pada Gambar 1 (b).
Jika diamati dengan cahaya putih (polikromatis), terbentuk pola cincin
dengan warna-warni pelangi karena cahaya dengan berbagai panjang gelombang
berinterferensi pada ketebalan lapisan yang berbeda. Cincin terang terjadi
akibat interferensi destruktif.
Gambar 1 (a) Gabungan
sinar-sinar yang dipantulkan dari keping yang datar dan lensa yang melengkung
menghasilkan pola interferensi yang dikenal sebagai cincin Newton (b) Foto
cincin Newton
Efek interferensinya disebabkan oleh gabungan dari sinar 1 dipantulkan
dari keping datar, dengan sinar 2 yang dipantulkan dari permukaan lengkung
lensa. sinar 1 mengalami perubahan fase sebesar 180ᵒ akibat pemantulan (karena
dipantulkan dari medium dengan indeks bias lebih tinggi), sedangkan sinar 2
tidak mengalami perubahan fase (karena dipantulkan dari medium dengan indeks
bias lebih rendah). Dengan demikian, syarat-syarat terjadinya interferensi
konstruktif dan destruktif masing-masing dapat diketahui dari Persamaan (3) dan
(4), dengan n=1 karena selaput tipisnya adalah udara. Titik di O adalah gelap,
seperti terlihat pada Gambar 1 (b), karena tidak terdapat beda lintasan dan
perubahan fase totalnya disebabkan hanya oleh perubahan fase 180ᵒ akibat
pemantulan.
Jika rongga (selaput film) berisi udara, maka r = mλ adalah syarat untuk interferensi minimum, sehingga dari sini ternyata bahwa puncak lensa (titik pertemuan antara lensa dan keping gelas) adalah titik gelap. Pola interferensi yang terjadi pada lapisan selaput tipis udara yang ada dibawah lensa, diatas kaca secara matematika dirumuskan sebagai berikut :
Perlu diingat bahwa panjang gelombang λ pada persamaan di atas
adalah panjang gelombang cahaya dalam kaca (lensa) yang dapat dinyatakan
dengan: λ = λ0/r, di mana λ0 adalah panjang
gelombang cahaya di udara dan n adalah indeks bias kaca (lensa)
Gambar
2. Pola interferensi yang tidak simetris
ini menunjukkan berbagai kecacatan pada lensa dari sebuah perangkat cincin
Newton.
Salah satu kegunaan penting dari cincin Newton adalah dalam menguji lensa
optik dan kerataan suatu permukaan. Sebuah pola melingkar seperti yang digambarkan
pada Gambar diperoleh hanya pada saat
lensanya diasah sedemikian rupa hingga ia simetris sempurna. Variasi-variasi
dari kondisi simetris tersebut akan dapat menghasilkan suatu pola yang
dinunjukkan pada Gambar 2.
Variasi-variasi ini juga menunjukkan bagaimana lensanya harus diasah ulang dan
dipoles ulang untuk mengurangi kecacatannya.
Komentar
Posting Komentar