Mari Mengenal Macam-Macam Sensor
Sensor merupakan alat yang dapat
digunakan untuk mendeteksi sesuatu (seperti: suhu, kecepatan, jarak dll) dan
sering berfungsi untuk mengukur magnitude (besaran) sesuatu. Sensor adalah
jenis transduser (mengubah daya menjadi daya yang lain) seperti mengubah
variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus
listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan
penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen
mata, pendengaran, hidung lidah dan menjadi otak mikroprosesor dari sistem
otomatisasi industri. Jadi sensor sangatlah penting dalam pembuatan alat-alat
otomasi misalnya seperti dalam bidang industri, dan lain-lain.
Berikut ini merupakan
macam-macam Sensor beserta Fungsi dan Implementasinya :
1. Sensor
cahaya
Sensor Cahaya
Sensor cahaya, seperti
namanya sensor ini digunakan terhadap objek-objek yang memiliki bentuk warna
atau cahaya, yang diubah menjadi daya yang berbeda-beda.
Sensor cahaya terdiri dari 3 macam kategori:
· Fotovoltaic, prosedur kerja dari sensor ini yaitu, mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan
menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan.
· Fotokonduktif (fotoresistif ), sensor ini memberikan perubahan
tahanan (resistansi) pada sel-selnya. prinsip kerjanya, semakin tinggi
intensitas cahaya yang terima sensor, maka akan semakin kecil pula nilai
tahanannya.
· Fotolistrik, sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena
perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun
target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.
Berikut ini merupakan beberepa contoh dari sensor
cahaya:
a. LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor ini berfungsi untuk
mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Prinsip kerja dari LDR
(Light Dependent Resistor) yaitu, semakin tinggi intensitas cahaya
yang mengenai permukaan LDR (Light Dependent Resistor) maka hambatan
listrik yang dihasilkan semakin besar, dan sebaliknya. Sensor ini dapat
diimplementasikan dalam pembuatan lampu otomatis. Lampu yang secara otomatis
hidup dimalam hari, dan mati disiang hari. Lampu hidup dikarenakan intensitas
cahaya yang terbaca oleh sensor sangatlah minim, dan sebaliknya.
b. Fotodiode
Fotodiode ini berfungsi untuk
mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda. Fotodiode sejenis
dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini adalah dipasangnya
sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”.
Prinsip kerja : Energi pancaran
cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn” menyebabkan sebuah elektron berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band
meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole.
Contoh produk yang menggunakan sensor Fotodiode, mungkin kawan_kawan sudah tahu
tentang robot yang satu ini, Line Follower atau lebih jelasnya Line Tracer.
Sensor Fotodiode digunakan untuk menerima input perbedaan warna dari objek
garis yang dipantulkan oleh pancaran lampu LED, sehingga Line Tracer dapat
melaju dengan tepat melewati garis. c.
Fototransistor
Berfungsi untuk mengubah
intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor. Fototransistor sejenis
dengan transistor pada umummya. Perbedaannya terletak pada, fototransistor
dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh
pada pertemuan ”pn”.
2. Sensor Tekanan
Sensor Tekanan
Sensor tekanan sensor ini
memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan
mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan
pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas
penampangnya. Contoh produk yang menggunakan sensor Tekanan, seperti: Alat
untuk mendeteksi tekanan darah orang dewasa secara otomatis. Alat tersebut dilakukan dengan
manset yang dipasang di lengan pasien, kemudian dipompa sampai pada tekanan
tertentu yang selanjutnya baru dilakukan pengukuran tekanan darah.
3, Sensor Proximity
Proximity sensor atau
yang disebut “ sensor jarak” adalah sebuah sensor yang mampu mendeteksi
keberadaan benda yang berada didekatnya tanpa melakukan kontak fisik secara
langsung. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis
solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran,
cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat
diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil
atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar. Contoh pemanfaatan dari
sensor Proximity yaitu pada Smartphone yang pada proses pengaplikasiannya
menggunakan teknik Air Gesture. Dimana penggunanya dapat melakukan manajemen akses ke
smartphone tanpa melakukan kontak fisik ke layar smartphone.
4. Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja
berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan
gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu
sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara
dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah
berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis
objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun
tekstil. Banyak produk-produk yang pada pemrosesannya menggunakan sensor
Ultrasonik. Misalnya: pada Robot KRCI (kontes robot cerdas indonesia)
tergolong semua kontestan menggunakan sensor Ultrasonik. Sehingga robot dapat
melalui rintangan dengan tidak menyentuh objek-objek yang berada disekitarnya.
5. Sensor Kecepatan (RPM)
Proses penginderaan sensor
kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu
poros/object yang berputar pada suatui generator akan menghasilkan suatu
tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering
pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi)
yang timbul saat medan magnetis terjadi. Contohnya pada alat pengukur kecepatan
speedometer. Alat tersebut mengukur kecepatan laju motor dalam kilometer
perjam.
6. Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga
relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan
perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off)
yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya
sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu,
kelembapan, asap ataupun uap. Implementasi dari alat ini seperti, Pengukuran medan
magnet berbasis komputer terdiri dari sensor medan magnet UGN3503, Op-Amp LM358
dan ADC 0804. Prinsip kerja alat adalah mendekatkan magnet pada sensor.
Keluaran sensor berupa tegangan akan dikuatkan oleh op-amp agar dapat diproses
oleh ADC. Selanjutnya tegangan dikonversi oleh ADC menjadi data digital,
kemudian diolah oleh komputer dengan program visual basic dan hasilnya
ditampilkan pada PC.
7. Sensor Penyandi (Encoder)
Sensor Penyandi (Encoder)
digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal
digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor
ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi
rotari tambahan (yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk
masing-masing putaran) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang
diputar. Kedua, Penyandi absolut (yang memperlengkapi
kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut) mempunyai cara
kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa
gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam
susunan tertentu. Contoh pengimplementasiannya yaitu sensor ini dapat dibuat
menjadi suatu sistem yang dapat menghitung kekuatan gempa bumi dengan
menggunakan sensor incremental rotary encoder dan diolah oleh mikrokontroler.
8. Sensor Suhu
Seperti namanya, sensor ini tentunya digunakan
untuk mendeteksi suhu. Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan,
yaitu thermocouple (T/C) resistance temperature
detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya
terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur
bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan
sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature
Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang
bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi
dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan.
Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan
suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah
resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu
negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis
ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi
perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan
rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya.
Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang
sangat linear. Biasanya sensor ini banyak dipasang pada alat detektor asap
yang digunakan untuk melacak adanya kebakaran.
9.Sensor
Flow Meter
Flow Meter merupakan Sensor yang digunakan untuk
mengetahui flow dari suatu material baik solid maupun liquid. Di Dunia Industri
terdapat macam-macam jenis dari Sensor Flow ini. Untuk Yang Liquid biasanya
menggunakan jenis Turbin, Elektromagnetic, VenturiMeter dan lain-lain.
Sedangkan untuk Solid material biasanya digunakan dari kombinasi beberapa
peralatan instrument yang dijadikan Flow Meter, contohnya Weigh Feeder.
10. Flame sensor
Flame sensor ini dapat mendeteksi nyala api dengan panjang
gelombang 760 nm ~ 1100 nm. Dalam banyak pertandingan robot, pendeteksian nyala
api menjadi salah satu aturan umum perlombaan yang tidak pernah ketinggalan.
Oleh sebab itu sensor ini sangat berguna, yang dapat Anda jadikan 'mata' bagi
robot untuk dapat mendeteksi sumber nyala api, atau mencari bola. Cocok
digunakan pada robot fire-fighting dan soccer robot. Sensor
nyala api ini mempunyai sudut pembacaan 60 derajat, dan beroperasi pada suhu 25
-85 derajat Celcius. Dan tentu saja untuk Anda perhatikan, bahwa jarak
pembacaan antara sensor dan objek yang dideteksi tidak boleh terlalu dekat,
untuk menghindari kerusakan sensor.
jangan lupa terterakan sumber dan daftar pustaka. trims
BalasHapusterimakasih sarannya :) insyaallah akan diperbaiki lagi
Hapus