Mengetahui lebih jauh bagaimana kita dapat melihat
Kita hidup didunia ini merupakan berkah
dari Tuhan maha pencipta, dan kita dijadikan manusia ini merupakan makhluk yang
paling sempurna. Kita juga diberi Panca indra yang dapat kita fungsikan sesuai
keguanaannya masing-masing, salah satunya adalah mata yang berguna sebagai alat
optik alami . Tahukah kalian bagaimana proses pembentukan bayangan pada mata
sehingga kita dapat melihat benda tersebut ? Berikut penjelasan proses pembentukan bayangan pada mata..
Secara sederhana sebagai alat optik mata
membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperkecil pada retina. Pemfokusan
dilakukan dengan mengubah jarak fokus lensanya. Benda akan nampak jelas jika
bayangan tepat jatuh pada permukaan retina.
Adapun tahap-tahap terbentuknya bayangan pada
mata yaitu sebagai berikut :
- Cahaya masuk ke dalam mata melalui lubang pupil, pertama cahaya menembus kornea, aqueous humor, lensa, dan viterus humor sehingga bayangan jatuh tepat pada retina.
- Kemudian retina membentuk impuls yang dijalarkan ke saraf otak II , lalu ke otak untuk di interpretasikan sebagai penglihatan.
- Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke bagian belakang mata yang disebut retina. Bentuk bayangan benda yang jatuh di retina seolah-olah direkam dan disampaikan ke otak melalui saraf optik.
- Bayangan inilah yang sampai ke otak dan memberikan kesan melihat benda kepada mata.
Jadi, mata dapat melihat objek dengan jelas apabila
bayangan benda (bayangan nyata) terbentuk tepat di retina.
PR adalah titik terjauh didepan mata,
dimana benda masih nampak dengan jelas. PP adalah titik terdekat didepan mata,
dimana benda masih nampak dengan jelas.
Daya akomodasi adalah kemampuan lensa
mata untuk mengubah jarak fokusnya agar bayangan jatuh di retina mata. Daya
akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau
memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya
jarak benda yang dilihat. Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan
penglihatan) yaitu :
1. Titik Dekat Mata (Punctum Proximum) adalah
jarak benda terdekat di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk
mata normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak)
dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca
normal.
2. Titik Jauh Mata (Punctum Remotum) adalah
jarak benda terjauh di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk
mata normal titik jauhnya adalah “tak terhingga”.
Saat mata melihat objek yang dekat, lensa mata akan
berakomodasi menjadi lebih cembung agar bayangan yang terbentuk jatuh tepat di
retina. Sebaliknya, saat melihat objek yang jauh, lensa mata akan menjadi lebih
pipih untuk memfokuskan bayangan tepat di retina.
Objek akan nampak jelas jika objek
berada pada jangkauan penglihatan, dan objek tidak akan nampak dengan jelas
jika objek ada diluar jangkauan penglihatan (terlalu dekat dengan mata atau
terlalu jauh dari mata).
Cacat mata terjadi karena jangkauan
penglihatan berubah. Hal ini diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasi mata
yang berubah. Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis cacat mata yang di
dasarkan pada kemampuan daya akomodasinya.
1. Cacat Mata Miopi (Rabun Jauh)
Cacat mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak
berakomodasi bayangan jatuh di depan retina, hal ini terjadi karena lensa mata
tidak dapat menjadi sangat pipih (terlalu cembung). Orang yang menderita rabun
jauh atau miopi tidak mampu melihat dengan jelas objek yang jauh tapi tetap
mampu melihat dengan jelas objek di titik dekatnya (pada jarak 25 cm). titik
jauh mata orang yang menderita rabun jauh berada pada jarak tertentu (mata
normal memiliki titik jauh tak berhingga).
Rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa
divergen yang bersifat menyebarkan (memencarkan) sinar. Lensa divergen atau
lensa cekung atau lensa negatif dapat membantu lensa mata agar dapat
memfokuskan bayangan tepat di retina. Miopi dikoreksi menggunakan lensa
negative Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan
(memajukan) objek pada jarak tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh
mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas.
2. Cacat Mata Hipermetropi (Rabun Dekat)
Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi
tidak mampu melihat dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi
tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata
orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25
cm). Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal
mengakibatkan bayangan dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena
lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung (terlalu pipih). Agar dapat
melihat jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka cacat mata ini perlu
dibantu dengan menggunakan lensa konvergen (lensa
cembung). Lensa konvergen adalah lensa yang dapat mengumpul berkas cahaya.
3. Cacat Mata Presbiopi
Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh
diakibatkan karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di
belakang retina pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada
saat melihat jauh, hal ini terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah. Agar
dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu
dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan cekung (divergen).
Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua. Dengan
menggunakan cara sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi, ukuran
lensa dapat diketahui.
4. Astigmatisma (mata silindris)
Astigmatisme atau mata silindris merupakan kelainan
pada mata yang disebabkan oleh karena lengkung kornea mata yang tidak merata.
Kelainan refraksi ini bisa mengenai siapa saja tanpa peduli status sosial, umur
dan jenis kelamin. Bola mata dalam keadaan
normal berbentuk seperti bola sehingga sinar atau bayangan yang masuk dapat
ditangkap pada satu titik di retina (area sensitif mata). Pada orang
astigmatisme, bola mata berbentuk lonjong seperti telur sehingga sinar atau
bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak fokus pada retina. Hal
ini menyebabkan bayangan yang terlihat akan kabur dan hanya terlihat jelas pada
satu titik saja. Disamping itu, bayangan yang agak jauh akan tampak kabur dan
bergelombang.
Kaca mata untuk penderita astigmatisme menggunakan
lensa silinder. Pilihan lain untuk mengobati astigmatisme adalah dengan
operasi, namun tindakan ini sangat terggantung dari kondisi pasien. Operasi
dilakukan dengan menggunakan laser untuk memperbaiki lengkung kornea.
5. Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang sama
sekali tidak dapat membedakan warna. Yang dapat dilihat hanyalah warna hitam,
abu-abu, dan putih. Buta warna biasanya merupakan penyakit turunan. Artinya
jika seseorang buta warna, hampir pasti anaknya juga buta warna.
6. Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan
adanya kabut pada lensa mata. Katarak adalah suatu penyakit mata di mana
lensa mata menjadi buram karena penebalan Lensa Mata dan terjadi pada orang
lanjut usia (lansia). Katarak penanganannya harus dilakukan pembedahan
atau operasi. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air,
sehingga cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada
lensa akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di
dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut
tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim
melalui saraf optik ke otak.
Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara
tropis seperti Indonesia. Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak,
yakni sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya
adalah kekurangan gizi yang dapat mempercepat proses berkembangnya penyakit
katarak.
Komentar
Posting Komentar